Eksploitasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
memiliki arti pengusahaan; pendayagunaan; pemanfaatan untuk keuntungan sendiri;
pengisapan; pemerasan (ttg tenaga orang).
Eksploitasi (bahasa
Inggris: exploitation) yang
berarti politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan
terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa
mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.
- Ekosistem Darat
Ekosistem darat
mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan. Bioma yang ada di seluruh
belahan bumi, yaitu hutan, padang rumput, taiga, tundra, gurun, dan sebagainya.
Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada
ekosistem hutan. Ekosistem hutan, khususnya ekosistem hutan hujan tropis
memiliki keanekaragaman organisme yang tinggi. Didalamnya, terdapat berbagai
macam organisme yang masing-masing memiliki peran penting bagi keseimbangan
ekosistem.
Selain itu,di dalam
ekositem hutan terdapat berbagai macam potensi yang bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia, contohnya beberapa tanaman obat yang bermanfaat bagi
kesehatan terdapat di alam hutan. Salah satu peran penting keberadaan hutan
bagi organisme di bumi, yaitu keberadaan pohon-pohon dan tumbuhan lain yang
dapat menyediakan gas oksigen bagi organisme di dunia. Sejalan dengan banyaknya
manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan, maka semakin banyak juga manusia
yang menggunakan sumber daya hutan untuk kesejahteraan hidupnya.
Penggunaan atau
pemanfaatan sumber daya hutan yang berlebihan sehingga menimbulkan dampak
negatif bagi ekosistem tersebut dinamakan over eksploitasi hutan. Saat ini,
semakin banyak manusia yang memanfaatkan sumber daya hutan secara berlebihan
dan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penebangan hutan secara acak
dalam jumlah besar untuk industri furnitur atau industri kertas, dan pembakaran
hutan untuk area persawahan secara terus‑ menerus menyebabkan dampak negatif
bagi keseimbangan Iingkungan baik secara regional maupun global. Hutan,
terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi karbon dioksida terbesar
karena vegetasinya membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis.
Ketika banyak wilayah hutan hilang, ditambah dengan tingginya buangan gas
karbon dioksida dari berbagai aktivitas manusia, maka gas karbon dioksida akan
terakumulasi di atmosfer. Adanya karbon dioksida dalam jumlah berlebih di
atmosfer dapat menimbulkan terjadinya kenaikan suhu udara secara global
sehingga dapat mengubah pola iklim bumi.
Salah satu efek dari
peningkatan suhu global adalah mencairnya es di kutub. Bila es mencair, maka
permukaan air laut akan naik yang dapat memengaruhi keseimbangan ekologis di
seluruh
bumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon secara dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati karena tidak adanya tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara berlebihan adalah hilangnya daerah resapan air.
bumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon secara dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati karena tidak adanya tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara berlebihan adalah hilangnya daerah resapan air.
Hutan merupakan
daerah resapan air hujan yang paling besar karena akar pohon-pohon dan tumbuhan
hutan lainnya mampu menyerap dan menyimpan air. Hilangnya populasi tumbuhan di
hutan dan daratan lainnya menyebabkan air hujan yang jatuh ke tanah tidak
terserap, tetapi ikut terbawa bersama tanah menuju perairan atau disebut dengan
peristiwa erosi. Sebagai akibatnya, tanah menjadi tandus dan kering.
2. Ekosistem Akuatik
Tidak hanya ekosistem
darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan. Ekosistem akuatik seperti
laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami hal yang
serupa.Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut
secara berlebihan. Penangkapan organisme laut, seperti ikan konsumsi maupun
ikan hias, dan pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan terganggunya
keseimbangan lingkungan di ekosistem laut. Organisme yang beragam hidup di
terumbu karang. Namun, terumbu karang demikian rapuh terhadap kerusakan karena
pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya hidup pada perairan yang
dangkal, hangat, dan bersih. Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan
dengan suhu 18-30°C. Kenaikan suhu sebesar 1°C dari batas maksimum dapat
menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu karang akan menyebabkan
hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.
Ancaman lain yang
dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan
sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai
eksploitasi karena apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan
baik maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut.
Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara
yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan.
Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat
wisata tersebut.
2. Ekosistem
Akuatik
Mengacu pada
definisinya, ekosistem akuatik ialah ekosistem yang mayoritas terdiri atas air,
menjadi habitat makhluk hidup. Contohnya ialah ekosistem air tawar yang bisa
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ekosistem Lentik: ekosistem yang airnya
tergenang (relatif diam) seperti danau, waduk, kolam, rawa, embung, dll. Lentik
diturunkan dari kata lenis
(bahasa Latin) yang artinya tenang. Ekosistem
Lotik (Latin: lotus , artinya alir), ialah ekosistem yang airnya mengalir,
seperti: sungai, selokan, dll. Fungsi ekosistem akuatik ini antara lain sebagai
sumber air minum, pengairan, air industri, perikanan, PLTA, rekreasi, sumber
riset ilmu dan teknologi, juga penerima
air olahan IPAL rumah sakit atau efluen IPAL.
3. Ekosistem Lentik - Lotik
Hal penting di dalam ekosistem Lentik ini adalah
zonasi yang berkaitan dengan kedalaman airnya dan daya tembus sinar matahari di
dalam air. Ini dibedakan menjadi tiga, yaitu Zone Litoral, nama yang diberikan
untuk zone di tepi danau, waduk, kolam dan sinar matahari dapat menembus sampai
ke dasar, tempat perakaran tumbuhan air. Zone Limnetik, berada di antara
permukaan air dan lapisan air yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari. Di
bagian terbawah zone ini, laju fotosintesis tumbuhan masih sama dengan atau
lebih besar daripada laju respirasi. Zone Profundal, terletak di bagian dalam
atau dasar badan air sehingga tidak dapat dimasuki oleh sinar matahari.
Andaipun cahaya masih bisa masuk, tetapi tidak efektif untuk fotosintesis.
Proses kelahiran ekosistem Lentik berbeda-beda. Danau,
misalnya, ada yang terbentuk karena patahan formasi geologi lalu berisi air,
seperti Danau Toba. Ada juga yang terbentuk karena peristiwa vulkanik, seperti
Danau Lamongan. Danau buatan seperti Saguling, biasa disebut waduk, sengaja
dibuat dengan cara membendung Sungai Citarum. Seperti ekosistem Lentik,
ekosistem Lotik pun berperan penting sebagai sumber makanan, yaitu udang, ikan,
dll. Minimal ada tiga kegunaan ekosistem air ini, yaitu produsen pangan, penyedia
lapangan kerja, dan penghasil devisa. Namun demikian, pengurangan produksi ikan
dapat saja terjadi yang disebabkan oleh beberapa kejadian, seperti teknologi
budidayanya belum optimal, penangkapan ikan terlampau berlebih sehingga
pemulihannya menjadi lamban, terjadi pencemaran air yang mempengaruhi
perkembangbiakannya.
Laut adalah badan air terluas dan terbanyak volumenya.
Dalam rasanya yang asin, air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Rentang suhunya adantara 26 – 30 derajat Celcius dengan kadar garam antara 27 –
33 permil. Hal ini mengakibatkan pemisahan antara lapisan bawah dan lapisan
atas air laut.
Ciri ekosistem / Lapisan atas / Lapisan bawah
- Suhu air laut : Tinggi / Rendah
- Kadar garam : Rendah / Tinggi
- Tembus sinar matahari: Tinggi / Rendah
- Kadar oksigen : Tinggi / Rendah
- Fotosintesis : Cepat / Lambat
- Kadar unsur hara : Rendah / Tinggi
Laut di Indonesia dipengaruhi oleh angin Muson yang
berubah arah pada setiap musim. Musim Barat terjadi pada September s.d Maret,
musim Timur antara Juni dan Agustus dan terjadi dua pancaroba atau peralihan,
yakni April - Juni dan September - November. Pada musim Barat biasanya arus
laut bergerak dari Barat ke Timur, Indonesia bagian Barat mendapat curah hujan
relatif tinggi sehingga kadar garamnya menjadi rendah, dan angin bertiup
kencang sehingga ombaknya tinggi. Pada musim Timur terjadi fenomena yang
berlawanan dari uraian di atas.
Berdasarkan kedalamannya, laut di Indonesia dibedakan
menjadi dua, yaitu laut dangkal dan laut dalam, memiliki dua paparan benua,
yaitu paparan Sunda di bagian Barat, dan Sahul di Timur, keduanya dipisahkan
oleh selat dan palung. Besar sekali peran laut ini untuk perkembangan ekonomi, sosial,
budaya, ilmu, dan teknologi, bahkan pertahanan, dan keamanan negara. Beberapa
poin pentingnya adalah:
• Sumber bahan makanan: udang, cumi-cumi, paus,
ganggang, dll.
• Sumber kekayaan alam: garam, mineral, minyak bumi,
dan bahan tambang lainnya.
• Sumber energi non-minyak: gas alam, energi
gelombang, arus pasang surut.
• Sarana transportasi antarpulau & negara,
penghubung dua benua, dua samudra.
• Sebagai sarana pertahanan dan keamanan.
Selain manfaatnya, ada juga masalah lingkungan di laut
Indonesia. Kerusakan lingkungan ini terjadi karena dampak negatif kegiatan
pembangunan. Banyak terjadi pelumpuran pantai karena air sungai membawa lumpur
dari kegiatan pertanian, perkebunan, industri, dan perkotaan. Terjadi
pencemaran yang makin masif, seperti pencemaran minyak yang dampaknya pada
kematian makhluk dan kerusakan rantai makanan dan menurunkan oksigen terlarut (dissolved
oxigen). Masalah lainnya ialah pembabatan mangrove untuk memperoleh kayu
atau untuk kebutuhan lahan permukiman, pertanian, pertambangan dll.
C. DAMPAK EKSPLOITASI
BERLEBIHAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM
Eksploitasi sumber daya alam secara
berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap
lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti tanah
longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas
Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.
Bencana tanah longsor disebabkan oleh
penggundulan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap
kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul maka formasi tanah akan
menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat terjadi hujan.
Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak dapat dihindarkan
lagi.
Bencana banjir yang selalu terjadi
setiap tahun hampir di seluruh wilayah Indonesia disebabkan oleh polah tingkah
manusia yang suka membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan rusaknya tata
guna lahan dan air. Tata guna lahan dan air menyebabkan laju erosi dan
frekuensi banjir meningkat.
Eksploitasi hutan di daerah hulu yang
dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap
tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran permukaan juga dapat
menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan sarana-sarana fisik yang tidak
teratur dan pengguanaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota besar seperti
Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota negara ini tidak pernah absen dari bencana
banjir. Contoh: Tidak diperhatikannya aspek drainase, banyaknya bangunan di
bantaran sungai, berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.
Setelah musim hujan usai dan bencana
banjir sementara telah pergi, kemudian bencana kabut asap akan terjadi di musim
kemarau. Hampir disetiap musim kemarau kita melihat kasus-kasus kabut asap yang
terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-pihak yang ingin mendapatkan secuil
keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan baru di hutan. Pembakaran yang
dilakukan umumnya hanya menggunakan alat pengendali api seadanya sehingga laju
api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap tebal menyelimuti wilayah
tersebut.
Masalah lingkungan yang tidak
habis-habisnya dibicarakan oleh msyarakat dunia adalah masalah pemanasan global
(Global Warming). Industrialisasi di seluruh dunia menyebabkan polusi CO2
diudara meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya bencana pemanasan global.
Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut yang menyebabkan abrasi
pantai.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Banyak sekali eksploitasi sumber daya
alam yang membawa dampak terhadap kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang
berlangsung diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
tetapi juga harus mampu menjaga kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam
tidak akan kehilangan fungsinya sebagai pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh
karena itu setiap pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan
mengenalisis mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.
Agar dampak buruk di atas bisa dikurangi atau
dihentikan, bahkan dipulihkan, ada beberapa upaya yang dapat dilaksanakan,
yaitu pengaturan eksploitasi hasil laut dengan melarang penggunaan pukat
harimau untuk menangkap ikan. Mencegah dan menanggulangi pencemaran, terutama
oleh minyak bumi. Beberapa caranya ialah:
Cara mekanis :
• Melokalisir tumpahan minyak dengan oil boom
• Pengumpulan tumpahan minyak dengan oil skimmer
• Penyerapan dengan oil sorbent
Cara kimia:
• Pemecahan dengan zat kimia yang tidak beracun bagi
biota laut
Cara mikrobiologi:
• Pemecahan senyawa hidrokarbon oleh mikroba.
5. Ekosistem Pantai Tropis
Pada ekosistem pantai ini dapat ditemukan berbagai
ekosistem yang berdekatan satu dengan yang lain, yaitu hamparan rumput laut dan
ganggang, terumbu karang, pantai pasir, delta, estuarium, teluk, laguna, hutan mangrove, hutan rawa pasang surut,
dataran berlumpur, dan rawa payau. Ekosistem tersebut biasanya berdekatan dan
bahkan dihuni manusia dengan kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Karena
itu, ekosistem ini menjadi sasaran berbagai kegiatan manusia sehingga berdampak
pada lingkungannya.
Ekosistem pantai yang populer disebut wilayah pesisir
ini merupakan wilayah yang kaya sumber daya alam. Beberapa ekosistem pantai
tropis itu sbb.
a. Estuarium
Lokasinya ialah di mulut sungai atau muara sungai,
sebagai penghubung antara laut dan darat. Secara ekologis, muara sungai ini
memiliki fungsi penting, yaitu tempat bertelur dan pemijahan ikan dan hewan
akuatik lainnya, tempat ikan dan hewan akuatik mencari makanan, pintu masuk
bagi ikan dan hewan akuatik lainnya yang migrasi dari laut ke perairan tawar
atau sebaliknya.
Di ekosistem estuarium ini terjadi pertemuan antara
air asin dan air tawar. Air tawar dari darat membawa unsur hara dan mineral
yang memperkaya kondisi lingkungan sehingga tinggi produktivitasnya. Kekayaan
bahan makanan di estuarium ini tidak hanya terbatas di muara sungai, tetapi
bisa sampai ke laut lepas. Di Laut Jawa misalnya, produktivitasnya bisa meluas
hingga ke laut lepas asalkan tidak tercemari oleh kegiatan manusia.
b. Delta
Delta ialah pembentukan lahan secara alami yang
menjorok ke garis pantai sebagai hasil dari proses pengendapan lumpur di muara
sungai. Ini bisa terjadi di mana-mana. Di kawasan tropis yang sering memiliki
daerah aliaran sungai yang landai di sekitar muara, perkembangan Delta tampak
jelas. Delta selalu dipengaruhi oleh kondisi laut dan darat. Delta, dalam mata
ajar atau mata kuliah matematika, kalkulus, disimbolkan dengan segitiga,
artinya adalah tambahan. Jadi, Delta adalah tambahan lahan di muara.
No comments:
Post a Comment