pernahkah anda mengenal istilah montenering?
bacalah artikel ini!!!
Aktivitas
mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu kegiatan
yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang
menamakan diri sebagai kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya).
Melainkan telah dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demiukian
bukanlah berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan
dengan aktivitas mendaki gunung, menjaadi bidang ketrampilan yang mudah dan
tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Didalam pendakian suatu gunung
banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang
berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara
yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup
dalam bidang Mountaineering. Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering
terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
1. Berjalan (Hill Walking)
1. Berjalan (Hill Walking)
Secara khusus kegiatan ini disebut
mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan di
Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan
berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik
dari alam yang dijelajahi (nature interested)
2. Memanjat (Rock Climbing)
Walaupun kegiatan ini terpaksa harus
memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang darinya.
Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak metode-metode pemanjatan tebing
yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus. Namun
prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya
memberi pertolongan.
3. Mendaki gunung es (Ice & Snow
Climbing)
Kedua jenis kegiatan ini dapat
dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung
es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju.
Dalam
ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup : Mountcamping,
Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik-teknik Rock Climbing
dan lain-lain.
PERSIAPAN MENDAKIGUNUNG
1. Pengenalan Medan
PERSIAPAN MENDAKIGUNUNG
1. Pengenalan Medan
Untuk menguasai medan dan
memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai menguasai
pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter.
Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.
Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.
2. Persiapan Fisik
Persiapan fisik bagi pendaki gunung
terutama mencakup tenaga aerobic dan kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan
mempengaruhi transport oksigen melelui peredaran darah ke otot-otot badan, dan
ini penting karena semakin tinggi suatu daerah semakin rendah kadar oksigennya.
3. Persiapan Tim
Menentukan anggota tim dan membagi
tugas serta mengelompokkannya dan merencanakan semua yang berkaitan dengan
pendakian.
4. Perbekalan dan Peralatan
Persiapan perlengkapan merupakan
awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung umumnya mahal,
tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu
sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang
terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan
yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru itu.
Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak,
makanan, obat-obatan dan lain-lain.
BAHAYA DI GUNUNG
Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian.
1. Faktor Internal
Yaitu faktor
yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak dipersiapkan
dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang kurang
baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental.
2. Faktor
Eksternal
Yaitu faktor
yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek pendakiannya
(gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat berupa
badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain.
Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung
Indonesia umumnya disebabkan faktor intern. Rasa keingintahuan dan rasa suka
yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan, penyakit, ingin
dihormati oleh semua orang serta keterbatasan-keterbatasan pada diri kita
sendiri.
No comments:
Post a Comment